Wednesday, 11 December 2013

Lelang Logistik Pemilu, Telepon ajakan “kongkalikong” banyak terjadi


LENSAINDONESIA.COM: Kepala Bagian Logistik Komisi Pemilihan Umum (KPU), Boradi, mengatakan dalam tahapan lelang pengadaan logistik pemilihan umum (Pemilu) 2014 banyak terjadi penipuan-penipuan yang mengatasnamakan KPU.


“Sudah ada laporan mengatasnamakan Sekjen bahwa percetakan diminta ketemu Ketua KPU. Jadi tidak ada KPU lakukan itu, tolong diabaikan saja,” ujar Boradi, usai rapat koordinasi terkait pengadaan logistik surat suara bersama perusahaan-perusahaan peserta lelang, di Gedung KPU Pusat, Jakarta, Rabu (11 Desember 2013).


Lebih lanjut diungkapkan, bahwa modus penipuan pihak yang mengatasnamakan KPU tersebut, yang menjadi sasaran utama adalah perusahaan-perusahaan peserta lelang pengadaan logistik Pemilu 2014.


Modus penipuan dilakukan melalui telepon, kata Boradi, untuk meminta sejumlah uang kepada perusahaan-perusahaan peserta lelang pengadaan logistik Pemilu 2014 dengan menjanjikan kelancaran dalam proses lelang.


“Ya biasalah di sini oknum yang mengatasnamakan saya juga sudah banyak. Kawan-kawan peserta ini sudah laporan,” ungkapnya kepada wartawan.


“Yang diminta ya ini lho! (Memperagakan uang dengan menjentikkan telunjuk dan jempolnya),” jelasnya kembali.


Boradi mengaku tidak kaget mengenai laporan-laporan tersebut. Menurutnya, penipuan seperti itu pernah terjadi pada Pemilu 2009 yang lalu. Maka dari itu, ia mengingatkan agar para peserta tidak melayani telepon tersebut.


“Kalau saya nggak kaget. Tapi saya selalu mengingatkan kawan-kawan jangan dilayani. Kalau mau 2009 itu saya udah kaya. Tapikan sudah komitmen untuk tidak menerima,” tegasnya.


Namun Boradi menjamin, telepon-telepon tersebut berasal dari oknum-oknum di luar KPU. Menurutnya, dirinya dan KPU tidak pernah melakukan koordinasi melalui nomor-nomor telepon-telepon tidak dikenal.


“Eksternal. Ya ada aja yang anu. Buktinya yang disampaikan, misalnya nomor Pak Husni, bukan nomor Pak Husni, tapi atas nama Sekjen. Itu kan orang yang spekulasi saja,” ungkap Boradi.


“Kalau misalnya ada informasi atau pemberitahuan, saya biasa langsung dari nomor saya. Lagi pula, kalau saya sih ke staff saya, jangan menjual nama saya. Staff saya sudah paham kok sifat saya. Mulai dari 2009 tidak berani,” tambahnya menegaskan.


Boradi juga mengaku belum ada upaya untuk menyelidiki telepon-telepon penipuan itu. Menurutnya, telepon “tak bertuan” semacam itu sulit untuk dilacak.


“Susah dideteksi. Kan gampang sekarang, beli nomor yang lima ribuan bisa langsung dibuang. Kecuali yang abodemen,” tukasnya. @yudisstira


alexa ComScore Quantcast

Google Analytics NOscript



from Portal Berita Indonesia - lensaINDONESIA.com http://www.lensaindonesia.com/2013/12/11/lelang-logistik-pemilu-telepon-ajakan-kongkalikong-banyak-terjadi.html

0 comments:

Post a Comment