LENSAINDONESIA.COM:Sebanyak 12 rumah dan musalah milik warga RT 02, RW 03, Dusun Joso, Desa Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo, rusak akibat tanah amblas.
Meski tanah di kawasan itu amblas dan retak, namun sekitar 60 warga yang tinggal di lereng Gunung Pringgitan itu belum diungsikan. Kondisi ini membuat sebagian warga merasa was-was. Meraka takut, terjadi longsor bila sewaktu-waktu terjadi hujan lebat.
Baca juga: Tanah longsor di Pacitan dan Ponorogo, telah hancurkan puluhan rumah
Misno Ketua RT 02/RW 03, Dusun Joso mengatakan, tanah amblas dan retak terjadi sejak Jumat (24/01) lalu sekitar pukul 17.00 WIB setelah hujan lebat semalam suntuk. Amblasnya tanah itu makin melebar dan meluas hingga mencapai sekitar 600 meter dengan bentang lebar mencapai 100 meter pada esok harinya.
“Padahal retakan sepajang 600 meter dan lebar 100 meter itu awalnya hanya panjangnya 25 sentimeter dan lebar 10 cm,” katanya, Minggu (26/01/2014).
Misno menyampaikan, kondisi rumahnya sudah seperti tak berbentuk, pecahannya dimana-mana sampai tembok dan lantai bangunan rumah remuk. Di dalam rumahnya berukuran 11 X 17 kini terdapat retakkan.
“Lantai dan temboknya mengalami retak karena tidak mampu menahan terjangan tanah retak dan ambles yang terus bergerak ini,” ujarnya.
Saat ini, pihaknya telah melakukan pendataan terhadap rumah warga dan sarana ibadah terkena dampak tanah
amblas tersebut. “Ada 12 rumah yang rusakm,” ucapnya.
Sesuai dengan pendataan, rumah yang rusak adalah milik Waidi, Mismo, Yacob, Ladi, Yatno, Wardi, Piyanto, Damiran, Pardi, Yatimin, Suyono dan Tamiyo serta satu musala.
Untuk menjaga mengantisipasi terjadinya korban, Kepala Dusun Joso, Jaeran meminta warga membongkar musalah desa yang nyaris ambruk.
Misno mengungkapkan, peristiwa serupa juga pernah terjadi 2 tahun lalu. Saat itu 3 rumah warga Dusun Bungkul, Desa Wates, Kecamatan Slahung hancur setelah tanahnya amblas.@arso
sumber : Tanah amblas belasan rumah di Ponorogo rusak
0 comments:
Post a Comment