Friday, 7 February 2014

Ini yang bikin kematian Balita Kabupaten Timor terus terjadi


LENSAINDONESIA.COM: Upaya pemerintah menurunkan angka kematian Balita di Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi

Nusa Tenggara Timur, ternyata belum bisa mencapai target 20 persen. Hasil temuan di lapangan, hal tersebut disebabkan kondisi geografis yang sulit dan keterbatasan layanan kesehatan masyarakat.


Terkait fakta tersebut, Brian Sriprahastuti dalam desertasinya “Model Utilisasi Layanan Penanganan Balita Sakit di Masyarakat” untuk promosi Doktor Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI, memaparkan MTBS-M (Manajemen Terpadu Penanganan Balita Sakit Berbasis Masyarakat) yang merupakan pendekatan memberikan tanggungjawab kepada masyarakat.


Baca juga: Suami sebelum bunuh anak dan aniaya Ai Cucun, ditemui pria X dan Pemerintah sediakan Rp 6 miliar untuk memulangkan Balita terlantar


Hal itu diperuntukkan untuk menangani masalah balita sakit secara mandiri dengan memanfaatkan tenaga sukarela kesehatan sebagai kader dan motivator.


Brian menyarankan kepada Pemerintah Pusat untuk membuat Peraturan Pemerintah yang mewajibkan penerapan MTBS sebagai standar pelayanan minimal penanganan balita sakit di fasilitas kesehatan dan di desa yang

memiliki hambatan geografis dan keterbatasan ketersediaan fasilitas kesehatan.


Brian juga menyarankan, “Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan untuk mengkaji ulang is Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak (KIBBLA),” paparnya sebagaimana dirilis Kepala Kantor Komunikasi UI kepada LICOM.


Dengan desertasinya itu, Brian dipromosikan meraih gelar Doktor Fakultas Kerdojteran Masyarakat UI di Gedung G, Lt.1 kampus FKM UI Depok, Kamis kemarin (6/2/14). @licom


alexa ComScore Quantcast

Google Analytics NOscript



sumber : Ini yang bikin kematian Balita Kabupaten Timor terus terjadi

0 comments:

Post a Comment