Tuesday, 8 April 2014

Edan! Di Kediri, kertas penghitungan suara difotokopi secara bebas

LENSAINDONESIA.COM: Jelang pelaksanaan pemungutan suara Pemilu Legislatif (Pileg) 2014, KPU Kabupaten Kediri ternyata belum mempersiapkan kebutuhan logistik pemilu. Hal ini terbukti KPU secara diam-diam memperbanyak kertas plano penghitungan suara dengan cara difotokopi.


Seorang Petugas Kelompok Pemungutan Suara (KPPS) saat ditemui lensaindonesia.com di tempat fotokopi Jl Kilisuci Kota Kediri membenarkan bahwa dirinya sedang memperbanyak kertas plano karena jumlahnya kurang 36 lembar untuk wilayah Kecamatan wates.


Baca juga: Di Kediri, caleg bagi sembako dan uang Rp 50 ribu dan Warga Kota Kediri turunkan paksa atribut kampanye


“Kertas untuk menghitung suara kurang Mas. Makanya saya fotokopi,” ungkap petugas KPPS yang meminta namanya dirahasiakan ini, Senin (07/04/2014) malam.


Pria berperawakan kecil ini mengaku hanya menjalankan tugas. Untuk memfotokopi 36 lembar kertas plano itu, ia dibekali anggaran sebesar Rp 900 ribu. “Saya juga tidak tahu Mas anggaran fotokopi ini dari mana. Mungkin dari KPK,” ungkapnya sembari meminta nama orang yang memberinya anggaran fotokopi tidak dipublikasi. “Wilayah Kecamatan Pagu juga kekurangan kertas plano sehingga harus memfoto kopi sendiri,” tambahnya memberi informasi.


Sementara itu, Ketua KPU Kabupaten Kediri Agus Edi Winarto saat dikonfirmasi terkait kertas pengitungan suara yang diperbanyak oleh KPPS tersebut mengatakan, bahwa hak itu tidak masalah. Kendati begitu Agus membantah bahwa KPU kekurangan kertas plano pengitungan suara. “Tidak ada kekurangan logistik apapun di sini. Semuanya beres. Tetapi kalau kertas penghitungan suara diperbanyak itu tidak masalah. Asal tidak surat suara yang diperbanyak,” ucapnya saat dihubungi via telepon, Selasa (08/04/2014).


Soal anggaran foto kopi kertas plano oleh KPPS itu, Agus juga tidak mengetahui asal usulnya. “Wah kalau masalah anggaran fotokopi itu saya nggak tahu mas. Saya hanya fokus pada pemilihan yang akan dilakukan besok pagi,” pungkasnya.


Berdasarkan penelusuran lensaindonesia.com di lapangan, praktek memperbanyak kertas penghitungan suara ini tidak hanya dilakukan petugas KPPS di Kabupaten Kediri, tetapi juga dilakukan oleh petugas KPPS asal Kabupaten Blitar.


Praktik memperbanyak kertas plano ini diungkapkan pengusaha fotokopi di Jl Kilisuci Kota Kediri. “Paling banyak pesanan dari Blitar. Tadi pagi ongkos foto opi sudah dilunasi Rp 12 juta. Sebelumnya ada yang dari kediri membayar pesanan fotokopi kertas plano hingga 3 juta rupiah,” ungkap wanita berkacamata ini.


Pengusaha fotokopi ini mengatakan, untuk mengerjakan pesanan dari Blitar dan Kediri, pihaknya kemarin terpaksa harus memperkerjakan lembur karyawanya.@andik kartika


alexa ComScore Quantcast

Google Analytics NOscript



sumber : Edan! Di Kediri, kertas penghitungan suara difotokopi secara bebas

0 comments:

Post a Comment