LENSAINDONESIA.COM: Penyelidikan polisi terkait pembuangan limbah medis ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) 3R Tonatan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur terus dilakukan. Setelah meminta keterangan direktur rumah sakit yang terindikasi sebagai asal limbah medis, polisi bersama personel rumah sakit melakukan pengecekan di TPST 3R Tonatan.
Kanit Reskrim Polsek Kota Ponorogo Ipda Nanang Budianto menyatakan, pihaknya sudah bisa meminta keterangan dari Direktur Utama Rumah Sakit Umum Aisyiyah yang beralamatkan di Jalan Dr Sutomo Ponorogo, Rini Krisnawati, Senin (07/04/2014) . Pemanggilan ini terkait indikasi asal limbah medis yang mengarah pada RSU Aisyiyah.
Baca juga: Polisi panggil Direktur RS pembuang limbah medis di Ponorogo
“Tadi pagi sudah memenuhi undangan kami. Lalu sudah kami mintai keterangan. Sementara, yang bersangkutan mengaku tidak tahu-menahu soal bocornya limbah medis yang ada label dan etiket bertuliskan RSU Aisyiyah Jalan Dr Sutomo (di Ponorogo terdapat dua RSU Aisyiyah, di Jalan Dr Sutomo dan Jalan Diponegoro, Red),” ungkap Ipda Nanang.
Dikatakan Ipda Nanang, Direktur RSU Aisyiyah tersebut menyatakan telah memiliki prosedur standar operasional atau Standard Operational Procedure (SOP) soal pengelolaan limbah medis. Di antaranya dengan memusnahkannya di incenerator milik RSUD dr Harjono sebagai satu-satunya incenerator limbah medis yang memenuhi syarat.
“Bu Direktur juga heran, kok sampai ada yang bocor ke TPST 3R Tonatan. Kita akan kroscek data. Dari yang diterima ke RSUD dan yang dibawa oleh ekspedisi (RSU Aisyiyah) ke RSUD,” ujarnya.
Sementara itu, Ipda Nanang bersama Wakil Direktur RSU Aisyiyah, Wegig, mendatangi TPST 3R Tonatan, Senin (07/04/2014) siang. Mereka melakukan pengecekan bersama untuk memastikan jenis dan asal limbah medis yang beberapa waktu terakhir disimpan oleh pengelola tempat sampah.
Bersama-sama polisi dan pihak RSU Aisyiyah melakukan pembongkaran plastik-plastik berisi limbah medis yang ditemukan. Berbeda dengan pengecekan oleh petugas Dinkes maupun petugas Kantor Lingkungan Hidup sebelumnya, kali ini mereka menemukan lebih banyak label dan etiket RSU Aisyiyah. Etiket ini lengkap dengan nama pasien dan tanggal pemakaian.
Ada pula gelang identitas berwarna merah jambu dan biru bertuliskan nama pasien. Selain ribuan ampul dan jarum suntik bekas, infus dan set infus serta kateter bekas berisi urin warna merah, pada pengecekan juga ditemukan tabung-tabung kecil tempat sampel darah. Pada botol sampel darah ini juga ditemukan identitas pasien dan masih berisi darah yang belum kering alias masih cair.
Ada pula kaca preparat mikroskop yang biasa dipakai di laboratorium untuk memeriksa darah pasien. Petugas juga menemukan salah satu botol utuh berisi cairan pengencer obat injeksi.
Dari pembongkaran yang dilakukan sekitar 30 menit tersebut tidak ada identitas rumah sakit lain yang ditemukan. Semua mengarah pada RSU Aisyiyah Ponorogo. “Kami mencoba memastikan asal limbah medis. Selama ini indikasinya dari pihak RSU Aisyiyah (Jalan) Dr Sutomo. Sekarang sudah terlihat. Dari pihak RSU Aisyiyah juga sudah melihat sendiri,” ujar Ipda Nanang.
Ipda Nanang menyatakan pihaknya tetap akan melakukan upaya penyelidikan meski ia belum bisa menyimpulkan pelaku pembuangan limbah-limbah medis tersebut. “Kami tetap lidik, sampai saat ini tidak tahu siapa yang membuang, ini jadi PR. Bagaimanapun kami tetap lanjutkan menangani kasus ini sampai ketemu siapa pelakunya,” katanya.
Sementara itu Wakil Direktur RSU Aisyiyah, Wegig, enggan berkomentar banyak soal temuan saat pengecekan bersama tersebut. Namun ia sempat berkali-kali menyebut semua obat dan ampul serta infus yang dilihat adalah perlengkapan medis yang bisa dipakai oleh rumah sakit atau fasilitas layanan kesehatan manapun.
Hanya saja ia tidak bersedia menjawab soal keberadaan etiket RSU Aisyiyah. “Saya belum bisa berkomentar. Nanti ada bagian tersendiri yang menangani. Saya serahkan ke polisi saja. Langsung saja ke dirut ya,” ungkapnya.@arso
sumber : Limbah medis berlabel RSU Aisyiyah Ponorogo terus dilidik polisi
0 comments:
Post a Comment