LENSAINDONESIA.COM: Mantan Wakil Walikota Surabaya, Arif Afandi dan keluarganya sampai Selasa malam (8/4/14) tidak menerima undangan untuk mencoblos. Mantan Wawali yang kini menjabat President Direrector PT Wira Jatim Group ini pun mengeluhkan di media sosial face book, sehingga direspon banyak follower-nya.
“Piye ki, sampai sekarang saya belum dapat undangan nyoblos. Jangan2 tidak masuk DPT. Wah, kalau sampai demikian jadi berita menarik. ‘Mantan Wawali Surabaya nggak bisa nyoblos karena namanya ketlingsut nggak masuk DPT’, ” demikian Arif Afandi Curhat lewat statusnya yang diposting sekitar Pukul 21.00 WIB.
Baca juga: Bintang Toedjoe gelar aksi laki Recovery Kelud dan Risma (bukan) Walikota terbaik dunia
Ironis memang, mantan Wakil Walikota Surabaya, Arif Afandi yang ketika maju Cawali diusung PDI Perjuangan, sampai tidak menerima undangan untuk ikut mencoblos Rabu besok (9/4/14). Aneh lagi, Arif tidak sendirian tidak menerima surat undangan untuk ikut menyoblos. Isteri dan salah satu anaknya yang termasuk pemilih pemula juga sama-sama tidak dapat undangan. Tentunya, juga bingung menghadapi penyelenggaraan Pemilu di kota yang pernah dipimpin suami maupun ayah bagi empat anak ini.
Wajar, muncul tanda tanya kemungkinan ada kesengajaan atau karena nama mantan Wawali ini memang tidak masuk dalam daftar DPT. Jika kemungkinan terakhir itu benar, setidaknya bisa menjadi indikator kinerja KPUD Surabaya benar-benar amburadul. Soalnya, Arif menanggapi followernya, menyatakan ketika Pemilukada Jatim 2013 lalu, justru ikut mencoblos. Artinya, bisa jadi nama Arif dan keluarganya tidak terdapat dalam DPT.
Lebih tanda tanya lagi, RT maupun RW di tempat tinggal keluarga Arif, Jalan Kutisari Selatan GG 15 RT 09 RW 03, sepertinya aneh jika tidak tahu warganya yang mantan orang nomer dua di Surabaya tidak menerima undangan mencoblos. Karena yang mendata dan membagikan undangan adalah pihak RT maupun RT.
“Jangan2 database jenengan (Anda,red) sdh dihapus dari data warga surabaya wakgus (sebutan Arif, red), hrs diperjuangkan meski cuma 1 suara,” tanya follower-nya bernama Suyanto Suromenggolo.
“Yg pasti saya blm punya eKtp krn dulu datanya salah. Data lama yg dikirim ke Jkt,” jawab Arif. Tapi, ketika Pemilukada Jatim, Arif memang nyoblos. @licom
sumber : Mantan Wawali Surabaya tak dapat undangan nyoblos, dipaksa Golput?
0 comments:
Post a Comment