Tuesday 9 June 2015

BNP2TKI dan KJRI belum kabarkan tewasnya Wiji di Hong Kong

LENSAINDONESIA.COM: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Malang belum menerima keterangan resmi dari Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) maupun Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Hong Kong terkait meninggalnya Wiji Astutik (37), tenaga kerja wanita (TKW) yang tewas dibunuh di Mang Kok, Hong Kong, Senin, (08/06/2015) kemarin.

Hal itu dikatakan Kasi Penempatan TKI Disnakertrans Kabupaten Malang, Sukardi kepada wartawan, Selasa (09/06/2015).

Baca juga: KJRI hubungi keluarga TKW asal malang yang tewas di Hong Kong dan Wiji tewas dibunuh di Hong Kong, keluarga tahu dari media online

“Kami belum belum kroscek ke PPTKIS dan keluarga korban, penemuannya baru Senin 8 Juni 2015,” ungkapnya.

Sejauh ini, lanjut Sukardi, pihaknya maupun keluarga korban baru mengetahui kabar duka tersebut setelah membaca pemberitaan dari media online.

Menurut Sukardi, dari informasi yang diperolehnya, korban berangkat pada 2007 melalui PPTKIS yang berada di Kota Malang, Tritama Bina Karya.

“Biasanya kontrak kerja di luar negeri hanya selama dua tahun. Setelah itu, TKW yang bersangkutan pulang dan memperpanjang lagi di Indonesia,” ujarnya.

Sukardi menambahkan, Wiji sudah berstatus overstayer dan hanya memegang ‘paper’ dari pengadilan setempat. Kabarnya, lanjut Sukardi, Wiji tidak boleh bekerja karena tidak memiliki visa pekerja, serta tinggal di sebuah teras terbuka di apartemen tua.

“Namun kebenarannya masih kami kroscek,” pungkas Sukardi.

Seperti diberitakan sebelumnya, jenazah Wiji Astutik ditemukan tewas dengan tubuh penuh luka akibat tusukan senjata tajam di Mong Kok, Hong Kong, Senin (08/06/2015) pagi waktu setempat.

Jenazak korban pertama kali ditemukan oleh pemilik toko di bilangan Mang Kok. Ketika itu, pemilik toko yang akan membuka rolling door mencurigai bau anyir dari gulungan kasur tang tergeletak di depan tokonya.

Karena penasaran, ia pun menendang kasur tersebut. Tiba-tiba keluar ‘tangan’ seseorang dari dalam gulungan kasur tersebut.

Semula masyarakat sekitar mencurigai, kemungkinan mayat itu adalah wanita gelandangan yang biasa mangkal di sekitar pertokoan tersebut.

Informasi yang berhadil dihimpun Kindo, Wiji Astutik memiliki pacar seorang keturunan Asia Tengah (Pakistan atau India) dan oleh teman temannya telah dinasehati untuk memutuskan hubungan dengan sang pacar tersebut setelah Wiji mengeluhkan hubunganya dengan sang pacar tidak harmonis.

Setelah Kindo mengunggah berita tersebut, adik korban yang berada di Taiwan memastikan kalau jenazah tersebut adalah kakak kandungngnya.

Dari sang adik diperoleh keterangan bahwa Almarhumah bernama Wiji Astutik dari Desa Wonokerto, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Suaminya sudah lama meninggal dunia. Almarhumah memiliki seorang anak wanita bernama Rahayu Putri yang baru duduk di kelas 5 di SDN2 Bantur.

Wiji Astutik berangkat ke ke Hong Kong melalui jasa PJTKI Tritama Bina Karya berkantor di Malang. Dari sang adik juga Kindo mendapat informasi bahwa Wiji tercatat sebagai ‘overstayer‘ yang kini memegang ‘paper’.

“Keluarga sudah lama menginginkan Wiji Astuti pulang, namun yang bersangkutan masih bertahan di Hong Kong”. kata adiknya kepada Kindo.

Wiji Astuti memiliki akun FB : http://ift.tt/1KkSrLX

Sekedar diketahui, ‘Paper’ adalah istilah, yaitu pemberian status tinggal sementara kepada warga asing yang dilindungi oleh pemerintah Hong Kong atas sebab-sebab tertentu dan tidak diperbolehkan bekerja karena tidak memilik visa employment atau worker, namun ia mendapat subsidi makanan dan tempat tinggal.

Status ‘paper’ ini diberikan oleh pengadilan Hong Kong karena yang bersangkutan mengajukan permohonan dengan alasan yang diterima oleh pemerintah dan pengadilan.@aji dewa roisky

alexa ComScore Quantcast
counter customisable
Google Analytics NOscript

sumber : BNP2TKI dan KJRI belum kabarkan tewasnya Wiji di Hong Kong

0 comments:

Post a Comment