Sunday, 26 January 2014

HTI kembali tegaskan sebagai oposisi demokrasi di Pemilu 2014


LENSAINDONESIA.COM: Berbagai kelompok tentunya sudah jauh hari mempersiapkan diri jelang pelaksanaan pesta demokrasi pada pemilu legislatif dan pilpres mendatang, tak terkecuali partai politik sebagai lembaga politik yang sangat berkepentingan dalam hajatan demokrasi ini untuk melanjutkan proses kepemimpinan politik yang diperoleh secara demokratis.


Tetapi tidak demikian halnya ormas Islam Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang kembali menegaskan komitmennya tetap dalam oposisi sistem demokrasi dalam pemilu 2014.


Baca juga: Pilkada harus disertakan dalam Pemilu serentak dan KPU tunjuk 15 perusahaan tangani logistik Pemilu 2014


“Kita tetap dalam komitmen tidak akan mengikuti sistem demokrasi yang ada,” jelas juru bicara HTI, Ismail Yusanto Kepada LICOM, Minggu (26/01/14).


Ismail menjelaskan, pemilu 2014 HTI tetap akan menyerukan kepada internal kadernya untuk tidak terlibat aktif dalam partisipasi politik di pemilu mendatang.


Alasannya lanjut Ismail, bahwa sistem demokrasi yang ada saat ini hanya akan melanggengkan kepemimpinan sekular dengan sistem pemerintahan yang jauh dari system Islam, seperti sistem khilafah yang selama diperjuangkan.


Karena itu, Ismail menyatakan bahwa HTI akan selalu berupaya berikhtiar memperjuangkan misi menegakkan khalifah, meskipun diakuinya sangat berat jika dihadapkan pada sistem demokrasi yang sudah kuat saat ini.


“Kita selalu lakukan ikhtiar dalam melakukan perubahan fundamental. Memang berat karena sistem kekuasaan demokrasi sudah kuat. Tetapi, justru karena itu, kita selalu berusaha,” terangnya.


Dengan penuh optimis Ismail Yusanto berkeyakinan, bahwa apa yang menjadi perjuangannya selama ini lambat laun akan membuahkan hasil. Apalagi tambahnya, jika mengingat angka partisipasi politik masyarakat sudah mulai berkurang, sehingga melahirkan angka golput yang besar.


“Dalam jangka pendek hasil perjungkan kita masih belum terlihat. Tetapi, jika melihat partisipasi masyarakat terhadap politik semakin menurun sebagai bukti bahwa kepercayaan masyarakat kepada partai politik semakin menurun. Dan dititik inilah kami hadir memberikan pemahaman dengan basis teologis dan ideologis,” imbuhnya.


Meski sedemikian ngotot melakukan perlawanan kepada sistem demokrasi, Ismail Yusanto mengakui tidak akan mengacaukan opini publik dengan menyerukan golput pada pemilu mendatang. Baginya, praktek golput hanya akan lahir dari kesdaran masyarakat itu sendiri.


“Pemilu tetap kami hormati sebagai satu instrumen. Dalam islam juga ada pemilu. Tetapi kami akan lakukan provokasi, nanti kami disangka serukan golput. Kami hanya tolak demokrasinya yang memaksa umat islam harus ikut didalamnya,” pungkasnya. @firdausi


alexa ComScore Quantcast

Google Analytics NOscript



sumber : HTI kembali tegaskan sebagai oposisi demokrasi di Pemilu 2014

0 comments:

Post a Comment