Sunday, 26 January 2014

SBY diktator, membunuh kebebasan berekspresi


LENSAINDONESIA.COM: Publik tanah air lagi-lagi diramaikan oleh pemberitaan heboh akibat somasi keluarga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Merespon hal ini, Anggota Komisi III DPR RI Bambang Soesatyo yang kerab melancarkan kritik tajam kepada SBY kembali berkomentar dengan mengatakan, bahwa somasi yang dilakukan keluarga Presiden SBY akan mempunyai dampak laten terhadap pembunuhan kebebasan berekspresi.


“Mungkin saja stasiun televisi tidak berani lagi menyelenggarakan dialog atau debat kasus korupsi. Para pakar dan pengamat pun akan enggan berbicara tentang sebuah kasus korupsi dengan segala seluk beluknya karena takut disomasi para pihak yang berstatus terduga tindak pidana korupsi. Gejala ini adalah ancaman terhadap kebebasan berbicara,” ujarnya kepada LICOM, Minggu (26/01/14).


Baca juga: Eggi Sudjana: Kartu advokat Palmer Situmorang harus dicabut dan Bamsoet sarankan pengacara SBY baca UU sebelum somasi anggota DPR


Politisi Golkar yang akrab disapa Bamsoet ini menambahkan, somasi tersebut adalah bagian dari cara SBY menjaga citra keluarganya.


“Saya memaknai somasi pengacara Keluarga SBY itu sebagai strategi Presiden menjaga citra keluarganya,” ujanya.


Dengan demikian, somasi tersebut akan menjadi preseden atau contoh buruk yang bisa mengunci kebebasan masyarakat menyikapi praktik korupsi di Negara ini.


“Kalau langkah pengacara keluarga SBY ini dicontoh pihak lain yang diindikasikan terlibat kasus korupsi, akan terjadi penyempitan ruang mengemukakan pendapat bagi pers dan juga masyarakat,” pungkasnya. @firdausi


alexa ComScore Quantcast

Google Analytics NOscript



sumber : SBY diktator, membunuh kebebasan berekspresi

0 comments:

Post a Comment