LENSAINDONESIA.COM: Mayor Sus Ratih, adalah wanita TNI pertama yang diberikan kepercayaan pemerintah Indonesia untuk di tugaskan sebagai United Nation (UN) Mission In Democratic Republic of Congo/ MONUC dan Mission in Syria/ UNSMIS pada tahun 2008-2009. Ia termasuk salah satu Wanita Angkatan Udara (Wara) Angkatan ke 2 Sepa PK tahun 1995.
Dalam penugasanya tersebut, wanita yang biasa di sapa Ratih ini pertama kali mewakili wanita TNI Indonesia untuk penugasan ke luar negeri dalam rangka misi PBB. Pada misi tersebut ratih yang berpangkat Mayor saat itu bertugas sebagai Staff Officer yang terdepan memasuki wilayah-wilayah konflik dengan resiko yang sangat tinggi, salah satunya adalah rentetan tembakan peluru yang nyasar, bom ataupun ranjau.
Baca juga: Siswa SMA Sulthon Aulia Boarding School dapat LDKS di Lanud Halim dan Prajurit TNI terlibat narkoba dan asusila meningkat
Kiprahnya saat penugasan di Congo dan Syira membawa nama harum Indonesia di kancah internasional dengan berhasil ditunjukanya mendapat penghargaan The United Nations Medal (Monuc) dari pemerintah Amerika dan Penghargaan United Nations Medal Syria (UNSMIS).
Wanita kelahiran, Denpasar, 29 September 1969 ini, merupakan satu dari tujuh wanita dari berbagai negara saat itu, dan satu-satunya wanita yang terjun langsung ke daerah konflik dengan beberapa rekan laki-laki dari negara lain. Meskipun ia seorang perempuan, namun cukup dikenal sangat tangguh dan pemberani oleh rekan-rekanya dari negara lain, sehingga sering menjadi leader pada sebuah operasi.
“Saya berbekal pengalaman–pengalaman dan prestasi di dalam penugasan ke luar negeri dan kembali ditunjuk untuk mengikuti penugasan di Lebanon UNIFIL. Begitu selesai penugasan saya kembali membawa penghargaan United Nations Peace Keeping Medal In Indonesia,” cerita anak ke tiga dari enam bersaudara, pasangan I Nyoman Sebeng dan Wikayanti di HalimPerdanakusuma, Jakarta Timur, Jum’at (24/01/14)
Ia menjelaskan, tidak hanya sukses didalam penugasan, tapi pernah mengikuti berbagai pendidikan diantaranya The Roswell Army Air Field (RAAF )School of Management di Australia, Terjun Free Fall, AKTA-V, Helly Raid (Reppeling dan Fastrope), Emergency Management Seminar (ESM), Combined Defence Intelligence Researchand Analysis Course (CDIRAC) II, United Nations Staff Officer Course, United Nation Civil Military Coordination on Humanitarian Assistance & Disaster Relief Course, US Army Civil Affairs Course dan Ratih juga berhasil menyelesaikan study S-2 di Monash University Australia pada tahun 2002.
“Kami sukses dalam pendidikan dan penugasan,dan jabatan yang bagus di lingkup TNI, salah satunya sebagai Kasi Perstarsis Disbin Wingtarsis AAU, Pabanda Dalgiatsing Paban II/Hubungan Luar Negeri Sintel TNI dan Pabanda Latgab Paban III/Latga Sops TNI serta pernah mendapat Satyalancana Santi Dharma XX, XXIII, XXXI,” ujarnya Ratih sambil melontarkan senyumannya. @winarko
sumber : Wanita udara yang gigih terjun langsung ke medan konflik






0 comments:
Post a Comment