LENSAINDONESIA.COM: Sosok perempuan multitalenta Nana Tommy Masdjedi menggelar pameran tunggalnya khusus untuk didekasikannya pada RA Kartini, salah satu tokoh perempuan Indonesia panutannya.
Memamerkan 82 lukisan, ibu dari putri kembar tiga itu mengambil objek dominan yaitu bunga. Bunga memang objek utama yang dipilih Nana sejak awal melukis. Hampir semua bunga yang dilukis adalah hasil pengamatan langsung Nana yang menanam berbagai bunga di rumahnya.
Baca juga: Pakai kebaya dan sanggul, polwan ini imbau agar pengendara taat dan Pangdam Brawijaya: Perempuan jangan berkutik pada urusan keluarga saja
“Kalau saya buka jendela tiap pagi, bunga-bunga itu ada di depan saya,” kata Nana yang selain sibuk berkarya dalam lukisan ia juga piawai membordir, membatik, dan merancang perhiasan.
Berbagai jenis bunga diambil Nana untuk digambar selain ada burung, matahari, dan barong. Salah satunya dilukis Nana di atas media selain kanvas, yaitu kursi. “Bunga itu indah dari sejak mula ia tumbuh. Kalau jadi objek ia makin indah di atas kanvas. Juga sangat disukai perempuan bahkan siapa saja. Satu hal lagi lukisan bunga itu sangat universal jika dipasang di bagian dinding mana saja,” kata istri dari H dr Tommy Sunartomo SpAn KIC.
Bagi ibu dari enam anak ini, pameran ini adalah pameran tunggalnya yang ke 9. Sebelumnya pameran tunggal perempuan berusia 68 tahun ini digelar di RS, Novotel, dan Hotel Mirama. Lima kali ia gelar di rumahnya di Jl Rungkut Asri 67-69 Surabaya di mana berbagai tamu mancanegara datang seperti Kanada, Jepang, Australia, Brazil, Sacramento, Amerika Serikat.
Selain pameran tunggal, tidak terhitung sudah pameran bersama yang ia gelar bersama pelukis lainnya dan bersama komunitas-komunitas pelukis. Namun baru kali ini Nanalulusan Sekolah Martha Tilaar itu menggelar pameran tunggal yang terbesar. Nilai ‘kebesaran’ pameran tunggalnya ini di antaranya karena melihat jumlahnya yang memang paling banyak untuk diikutsertakan dalam pamerannya.
Nana juga merasa pamerannya kali ini bernilai ‘besar’ karena ia sangat bangga bisa digelar di Gedung Utama Balai Pemuda yang baru saja selesai direnovasi dan bisa digunakan lagi untuk kegiatan seni setelah beberapa tahun lalu terbakar.
“Saya senang sekali bisa di gedung ini karena ada sejarah masa lalu saya saat muda sekitar tahun 1966. Saya ini termasuk angkatan 66 yang ikut berkumpul di gedung ini,” kata kolektor lukisan para mastro Indonesia seperti Affandi dan Raden Saleh itu.
Nilai keistimewaan pameran Nana juga terlihat dari koleksi kain batik buatan RA Kartini yang berusia ratusan tahun. Kain batik yang masih segar warna merahnya itu didapatkannya dari ibundanya, alm Hj Mulia Masdjedi. Selain batik karya RA Kartini, dalam pameran Dalam pembukaan pameran yang digelar pukul 16.00, Nana mengundang Ajun Komisaris Polisi Nurnaeni untuk membukanya.
Menurut nenek 3 cucu ini, Nurnaeni diajak dimaksudkan sebagai salah satu gambaran sosok Kartini masa kini yang sudah berkiprah di berbagai bidang termasuk menjadi polisi. Juga ada dua hakim perempuan serta dua dokter yang mendampingi lulusan Fakultas Publisistik UGM itu dalam pembukaan.
Bersama mereka Nana membaca penggalan surat yang ditulis RA Kartini untuk bisa mengingatkan siapa saja akan semangat Kartini. “Kita dapat menjadi manusia sepenuhnya tanpa berhenti menjadi wanita sepenuhnya” (Surat Kartini kepada Ny Abendanon, Agustus 1900). “Pergilah, laksanakan cita-citamu. Bekerjalah untuk hari depan. Bekerjalah untuk kebahagiaan beribu-ribu orang yang tertindas. Di bawah hukum yang tidak adil dan paham-paham palsu tentang mana yang baik dan mana yang jahat. Pergi! Pergilah! Berjuang dan menderitalah, tetapi bekerja untuk kepentingan yang adil” (Surat Kartini kepada Ny Abendanon 4 September 1901). ”
Dengan pameran ini, Nana ingin menginspirasi anak muda masa kini agar melakukan banyak aktivitas di berbagai bidang. “Saya kalau tidak melakukan banyak kegiatan maka akan hanya jadi istri dari seorang dokter. Kita para perempuan jangan hanya mau jadi konco wingking,” tegas perempuan kelahiran Lawang, 17 November 1947 itu. *
sumber : Lukisan dedikasi untuk RA Kartini dipamerkan di Balai Pemuda
0 comments:
Post a Comment